akuntansi

akuntansi

Senin, 28 Oktober 2013

portofolio



BURSA EFEK DAN SEKURITAS YANG DIPERDAGANGKAN
Desindra Agung Putra, S.E,M.M

Bursa efek merupakan perusahaan yang jasa utamanya adalah menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder.
Setelah sekuritas terjual di pasar perdana didaftarkan di bursa efek (untuk diperjualbelikan di bursa). Saat pertama kali sekuritas tsb diperdagangkan di bursa biasanya memerlukan waktu 4-6 minggu dari saat Initial Public Offering (IPO). Saat sekuritas tsb diperdagangkan di bursa, dikatakan sekuritas tsb diperdagangkan di pasar sekunder.

Securities House (Perusahaan Efek)
Merupakan perusahaan yang bertindak sebagai underwriter (penjamin emisi efek), broker-dealer, broker (perantara pedagang efek), & invesment manager (mengelola portofolio efek para customer atau investasi kolektif untuk sekelompok customer) yang berbentuk perseroan yang mendapat izin Bapepam (UU no. 8 thn 1995).

Jika seorang lender ingin menjual atau membeli saham yang terdaftar di bursa efek, maka ia harus menggunakan jasa perusahaan efek yang menjadi anggota Bursa Efek tsb. Untuk jasa tsb disebut pialang (Wakil Perantara Pedagang Efek) yang mewakili perusahaan efek tsb memperoleh komisi dari lender sekitar 0,25% - 0,40% dari nilai perdagangan, sedangkan bursa efek memperoleh fee dari pialang atas transaksi mereka. Pengenaan komisi tsb belum termasuk Pajak Transaksi dari transaksi penjualan saham, sebesar 0,1%.

Order untuk transaksi
Hal yang perlu dilakukan para pemodal dalam menggunakan jasa pialang adalah memberikan spesifikasi order, dalam order perdagangan saham, pemodal harus menjelaskan :
1. Nama perusahaan
2. Apakah order tsb untuk membeli atau menjual; menjual saham pemodal menentukan saham tsb akan dilepas jika harga melebihi atau sama dengan harga tertentu; membeli saham pemodal menentukan berapa harga maksimal yang bersedia dibayar.
3. Besarnya order;
4. Berapa lama order tsb akan berlaku; order harian pialang harus berupaya untuk memenuhi permintaan pemodal pada hari tsb, jika pada hari tsb tidak bisa dipenuhi, maka order tsb batal pada keesokan harinya. Open order atau GTC (good till cancelled) order tetap berlaku sampai pialang dapat memenuhi permintaan pemodal atau sampai pemodal membatalkannya.
5. Tipe order yang digunakan; market order pialang diminta membeli atau menjual saham pada harga pasar pemodal tahu bahwa pialang pasti melakukan order tsb tetapi tidak pasti tentang harga yang akan diterima atau dibayar; pemodal menentukan kepastian harga dengan menetapkan limit order; discretionary order, order tsb akan dilaksanakan pada harga yang menurut pialang adalah terbaik bagi pemodal (hanya dilakukan oleh pialang yang telah mempunyai hubungan baik dengan kliennya). Semua order berlaku hanya satu hari.

Perdagangan di bursa
Perdagangan sekuritas dilakukan pada 3 segmen pasar utama yaitu :
1. Pasar reguler tempat untuk para pemodal yang ingin memperoleh harga terbaik bagi sekuritas mereka (harga terbentuk sesuai dengan mekanisme pasar).
2. Pasar negosiasi (non reguler) akan dipilih para pemodal yang ingin membeli atau menjual sekuritas dalam jumlah & harga yang sesuai dengan kesepakatan mereka sendiri; dilakukan pada papan perdagangan yang berbeda yang terdiri dari :
block trading (dikenal dengan transaksi tutup sendiri) dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (minimal 200.000 lembar saham).
crossing (dikenal juga dengan transaksi tutup sendiri) dilakukan oleh anggota bursa yang memperoleh order jual & beli atas suatu saham dalam jumlah & harga yang sama.
foreign board dilakukan pemodal asing untuk saham-saham yang jatah pemodal asing telah habis.
add lot perdagangan yang dilakukan untuk jumlah yang lebih kecil dari 500 lembar saham.
3. Pasar tunai ditujukan pada para pialang yang tidak mampu menyerahkan sekuritas yang diperdagangkan pada hari kelima setelah transaksi (t + 4).

Pembentukan harga di bursa efek dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :
1. Pasar lelang harga terbentuk sesuai dengan harga lelang dengan proses tawar menawar didasarkan atas prioritas harga & prioritas waktu; dengan sistem ini, pialang memasukkan order yang diterima (atau order atas nama mereka sendiri) ke dalam terminal komputer mereka di lantai bursa.
2. Pasar negosiasi

Jenis-jenis sekuritas :
1. Obligasi surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan perusahaan atau pemerintah; dengan membeli obligasi, sang pemilik berhak menerima bunga & pokok nominal saat obligasi jatuh tempo. Salah satu jenisnya yaitu tradisional, obligasi yang menawarkan bunga tetap dengan jangka waktu tertentu; selama berjalannya waktu, harga obligasi tsb bisa naik ataupun turun.
2. Saham
3. Instrumen keuangan jangka pendek sertifikat deposito; untuk keperluan investasi, proksi yang tepat yaitu Sertifikat Bank Indonesia, sebab instrumen ini dapat digunakan untuk mewakili investasi yang bebas resiko, tingkat keuntungan yang diterima pemodal yaitu :

Dimana
Wt+1  : kekayaan pada akhir periode
Wt     : kekayaan pada awal periode

                                                                                 Wt+1 - Wt
π =
Wt
Untuk saham, kekayaan pada akhir periode adalah harga saham tsb + dengan pembayaran deviden (jika ada), sedang kekayaan pada awal periode adalah harga saham tsb saat dibeli.

Jenis sekuritas yang diperdagangkan di BEJ yaitu :
1. Saham biasa bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan; keuntungan yang dinikmati stock holder berasal dari pembayaran deviden & kenaikan harga saham; besar kecilnya deviden yang diterima pemegang saham tidak tetap tergantung pada keputusan RUPS; pemegang sahan memiliki hak pilih (vote) dalam RUPS untuk keputusan-keputusan yang diperlukan seperti : pembagian deviden, pengangkatan direksi, komisaris dsb.
2. Saham preferen saham yang akan menerima deviden dalam jumlah yang tetap; tidak mempunyai hak dalam RUPS.
3. Obligasi terdapat coupon rate yang tercantum dalam obligasi tsb.
4. Obligasi konversi obligasi yang dapat dikonversikan (diganti) menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau sesudahnya.
5. Sertifikat right sekuritas yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru dengan harga tertentu; sertifikat ini diberikan pada pemegang lama sewaktu dilakukan penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham lama.
6. Waran sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang sahamnya untuk membeli saham dari perusahaan yang menerbitkan waran tsb dengan harga tertentu dengan waktu tertentu. Waran biasanya diberikan sebagai pemanis penerbitan obligasi dengan coupon rate yang lebih rendah dari tingkat keuntungan yang umum berlaku.

Sistem perdagangan & penyelesaian transaksi (settlement)
Setelah pemodal melakukan transaksi lewat pialang membeli saham, maka ia menerima saham tsb 4 hari setelah tanggal transaksi (t+4). Sekuritas yang ditransaksikan harus valid.
Saat t+0, bursa memberikan kepada anggota bursa Lembar Transaksi Anggota Bursa/LTAB (keterangan tentang penyerahan &/atau pembayaran sekuritas yang harus dilakukan untuk setiap penyerahan sekuritas & pembayaran) berisikan data transaksi yang dilakukan. Saat t+5, pialang mengembalikan LTAB sebagai pernyataan bahwa settlement telah selesai.
Anggota bursa yang tidak mampu menyelesaikan kewajiban mereka (menyerahkan saham pada t+4), dilarang melakukan perdagangan di pasar reguler maupun non reguler & harus menyelesaikan kewajiban tsb di cash trading; jika pialang tidak bisa memenuhi kewajiban di pasar non reguler, pada t+5 harus dapat memenuhi kewajiban tsb. Jika default tsb terjadi di pasar reguler, maka pada t+6 harus dapat memenuhi kewajibannya.
Jika tidak, maka KDEI (lembaga yang melakukan kliring & deposit efek) akan melakukan pembelian untuk mengganti kewajiban yang tidak dapat dipenuhi anggota bursa tsb. Anggota tsb harus membayar denda sebesar 0,5% dari nilai transaksi, & diberi peringatan. Keterlambatan membayar denda akan dikenakan penalty sebesar 1% setiap hari.

Contoh transaksi saham di bursa efek
BPTM                  BUY & SELL ORDER SUMMARY
BUY ORDER
SELL ORDER
TRADE DONE
2950               350
2925               800
2900              1.215
2875              1.560
2850              1.340
Etc.
2975              1.324
3000              1.545
3025              2.567
3050              2.100

Etc
3025               320
3000               680
2975               743
2950              1.225

etc

Misal tampilan tsb terjadi tanggal 25 September 2013, jam 10.45. Artinya bahwa pada saat tsb terdapat prder beli dari sejumlah pemodal dengan harga Rp. 2.950 per lembar saham sebanyak 350 lot, dst. Saat yang sama ada order jual dari pemodal seharga Rp. 2.975 per lembar sebanyak 1.324 lot, dst. Pada tanggal tsb telah terjadi transaksi dengan harga Rp. 3.025 per lembar saham sebanyak 320 lot, dst.

Dengan melihat informasi tsb, maka jika kita ingin membeli saham BPTM maka kita memberi order pada pialang kita, jika kita memasukkan order dengan harga Rp. 2.975 per lembar, order beli dengan harga Rp. 2.975 per lembar sebanyak 900 lot. Dan tampilan layar komputer akan berubah sbb :

BPTM                  BUY & SELL ORDER SUMMARY
BUY ORDER
SELL ORDER
TRADE DONE
2975               900
2950               350
2925               800
2900              1.215
2875              1.560
2850              1.340
Etc.
2975              1.324
3000              1.545
3025              2.567
3050              2.100

Etc
3025               320
3000               680
2975               743
2950              1.225

etc

Maka order kita akan dieksekusi oleh sistem (perhatikan karena ada pemodal yang bersedia menjual dengan harga Rp. 2.975 per lembar sebanyak 1.324 lot), sehingga tampilan akan segera berubah menjadi sbb :

BPTM                  BUY & SELL ORDER SUMMARY
BUY ORDER
SELL ORDER
TRADE DONE
2950               350
2925               800
2900              1.215
2875              1.560
2850              1.340
Etc.
2975               424
3000              1.545
3025              2.567
3050              2.100

Etc
3025               320
3000               680
2975              1.643
2950              1.225

etc

Trade done pada harga Rp. 2.975 per lembar saham meningkat dengan 900 lot menjadi 1.643 lot, & sell order pada harga Rp. 2.975 per lembar saham turun sebesar 900 lot, tinggal 424 lot.

Jumat, 25 Oktober 2013

materi menejemen portofolio



PORTOFOLIO : PENILAIAN KINERJA

Penilaian Kinerja Portofolio

Dua cara yang bisa dilakukan dalam penilaian kinerja portofolio adalah :
  1. Melakukan perbandingan langsung
  2. Menggunakan ukuran kinerja tertentu.

Perbandingan Langsung
Salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya diwakili oleh mutual funds) adalah dengan membandingkannya dengan portofolio lain yang mempunyai resiko kurang lebih sama.

Suatu portofolio yang memberikan tingkat keuntungan lebih tinggi belum tentu lebih baik kalau ternyata juga mempunyai resiko yang lebih tinggi.

Penelitian yang dilakukan ole Friend, Blume, dan Crockett dan dikutip oleh Elton dan Gruber (1991,h.645), menunjukkan hasil sebagai berikut


Resiko
Jumlah dalam sample
Rata-Rata  Varince
Rata-Rata  Keuntungan
Mutual Fund
Portofolio Acak
Mutual Fund
Portofolio Acak
Mutual Fund
Portofolio Acak
Rendah
Sedang
Tinggi
43
25
18
62
51
50
0,00120
0,00182
0,00280
0,00118
0.00184
0,00279
0,102
0,118
0,138
0,128
0,142
0,162

Tabel tersebut menunjukkan bahwa ukuran resiko yang dipergunakan adalah variance (yaitu bentuk kuadarat dari deviasi standart) tingkat keuntungan portofolio. 

Mutual funds, yaitu portofolio yang dikelola oleh managed investment companies (artinya para professional), dibandingkan dengan portofolio yang dipilih secara acak.

Perbandingan dilakukan atas dasar rata-rata variance yang kurang lebih sama, dan dikelompokkan sebagai resiko rendah, sedang, dan tinggi.

Perhatikan bahwa rata-rata variance dalam kelompok risiko yang sama, antara manual funds dan portofolio yang dipilih  secara acak dan dihitung dengan bobot yang sama, kurang lebih juga sama.

Tetapi kalau dari kolom Rata-rata keuntungan, ternyata rata-rata tingkat keuntungan dari mutual fund selalu lebih rendah apabila dibandingkan dengan tingkat keuntungan portofolio-portofolio yang dipilih secara acak.  Hasil ini mengundang pertanyaan tentang kemampuan para manajer mutual fund dalam mengelola dana yang dipercayakan kepada mereka.

Cara yang sama dilakukan untuk beta sebagai ukuran risiko oleh peneliti-peniliti yang sama, dan juga.  Hasilnya sbb:



Risiko
Jumlah Dalam Sampel
Rata-Rata Varince
Rata-Rata
Keuntungan
Mutual Fund
Portofolio Acak
Mutual Fund
Portofolio Acak
Mutual Fund
Portofolio Acak
Rendah (0,5-0,7)
Sedang (0,7- 0,9)
Tingggi (0,9-1,1)
28
53
22
17
59
60
0,614
0,786
0,992
0,642
0,800
0,992
0.091
0,106
0,135
0,128
0,131
0,137

Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa pemilihan portofolio secra acak, dengan bobot yang sama ternyata juga menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada kelompok beta yang kurang lebih sama.

Menggunakan Ukuran Kinerja tertentu
Ada empat parameter yang bisa dipergunakan sebagai ukuran kinerja portofolio.  Parameter-parameter tersebut dikaitkan dengan, baik resiko total maupun resiko sistematis. Paramater-parameter tersebut adalah :
  1. Excess return to variability measure
  2. Differential return dengan risiko sebagai deviasi standar
  3. Excess return to beta
  4. Differential return dengan risiko diukur sebagai beta 

Excess return to variability measure.  Sewaktu menggambarkan kombinasi dari berbagai portofolio yang efisisen tetapi berisiko, akan memperoleh kurva melengkung.  Kalau kita hitung rasio excess return terhadap deviasi standart maka rasio yang kita hitung tersebut tidak lain adalah kemiringan garis yang menghubungkan portofolio yang beresiko denagn RF. Kemiringan ini bisa dinyatakan sebagai [E(RP) – RF]/σP  dan ukuran ini disebut Sharpe Measure (ukuran sharpe).

Karena semakin besar kemiringan garis tersebut berarti semakin menarik portofolio yang membentuk garis lurus tersebut, maka semakin besar ratio excess return terhadap deviasi standar, makin menarik portofolio tersebut.

Misalkan kita mempunyai dua portofolio A dan B yang mempunyai karakteristik sebagai berikut.  RA = 0,23; dan RB = 0,24; Rf= 0,14; σA=0,12, sedangkan,   σB= 0,15.  Dengan demikian maka :
Sharpe Meassure A = (0,23 – 0,14)/0,12  = 0,750

Sharpe Meassure B = (0,25 – 014)/0,15 = 0,733

Excess return to beta ratio.  Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dimasukkan ke dalam portofolio optimal.  Angka tersebut adalah rasio antara ekses return  dengan beta (excess return to beta ratio).  Rasio ini adalah :


            ERBi = E(Ri) – RBR
                                 βi          
                     
Notasi :

ERBi   = Excess return to beta sekuritas ke –i
E(Ri)  = Return ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke –i
RBR      = Return Aktiva bebas resiko
βi           = Beta sekuritas ke-i

Excess return didefinisikan sebagai selisih retun ekspektasi denganaktiva bebas resiko.  Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta.  Rasio ERB ini juga menunjukkan hubungan antara dua factor penentu investasi, yaitu return dan resiko

Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tertinggi.  Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal.  Dengan demikian diperlukan  sebuah titik pembatas (cut-off) yang menentukan batas nilai ERB barapa yang dikatakan tinggi.  Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut ini:

Urutkan sekuritas-skuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal.

Hitungnilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut :

Ai = [ E(Ri) – RBR] βi        dan
                σei2

Bi = βi2
        σei2
   
Notasi :
σei2  = varian dari kesalahan residu sekuirtas ke-i yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sitimatik

Hitung nilai Ci :

                  i
        σM2   Σ   Aj
                J=1
Ci = ----------------------
                         i
         1 +  σM2  Σ    βi
                       J=1

Notasi :
        σM2  = varian dari return indeks pasar.

Ci adalah nilai c untuk sekuritas ke-I yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi.  Misalnya C3 menunjukkan nilai C untuk sekuritas ke-3 yang dihitung dari kumulasi A1. A2, A3 dan B1, B2, B3.

Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci

Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*.  Sekuritas-sekuirtas yang mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB titik C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal.

Contoh :
Misalnya suatu pasar modal mempunyai 15 buah saham yang tercatat.  Data return ekspektasi (Ri), Beta (βi) dan resiko tidak sistimatik (σei2) untuk masing-amsing sekuirtas dapat dilihat di bawah.  Misalnya lagi diketahui bahwa return aktiva bebas reiko (RBR) adalah sebesar 10% dan varian indeks pasar (σM2) adalah 10%
 Data untuk menghitung portofolio optimal model indeks tunggal
Nama Saham
E(Ri)
βi
σei2
ERBi
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
20
19
17
15
17
27
12
11
12
14
15
23
22
15
25
2,00
1,50
1,50
1,20
1,40
2,00
1,00
0,80
0,75
1,20
1,25
1,50
1,20
1,50
1,80
5,0
4,0
3,0
1,5
2,5
7,5
5,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
3,5
2,5
2,0
5,00
6,00
4,67
4,17
5,00
8,50
2,00
1,25
2,67
3,33
4,00
8,67
10,00
3,33
8,33
 
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung nilai ERB untuk masing-masing sekuirtas ke-i .  Hasil perhitungan ERB, ini tampak di kolom terakhir.  Langkah selanjutnya adalah mengurutkan tabel dari ERB , tertinggi ke terkecil. Kemudian nilai Ai, Bi, dan Ci untuk masing-masing sekuritas dapat dihitung yang hasilnya disajikan di tabel berikut ini.

Nama
Saham
E(Ri)
βi
σei2
ERBi
Ai
Bi
Σ Ai
Σ Bi
Ci
M
L
F
O
B
A
E
C
D
K
J
N
I
G
H
22
23
27
25
19
20
17
17
15
15
14
15
12
12
11
1,20
1,50
2,00
1,80
1,50
2,00
1,40
1,50
1,20
1,25
1,20
1,50
0,75
1,00
0,80
3,5
5,0
7,5
2,0
4,0
5,0
2,5
3,0
1,5
4,5
4,0
2,5
3,5
5,5
3,0
10,00
8,67
8,50
8,33
6,00
5,00
5,00
4,67
4,17
4,00
3,33
3,33
2,67
2,00
1,25
4,114
3,900
4,533
13,500
3,375
4,000
3,920
3,500
4,000
1,389
1,200
3,000
0,429
0,364
0,267
0,411
0,450
0,533
1,620
0,563
0,800
0,784
0,750
0,960
0,347
0,369
0,900
0,161
0,182
0,213
4,114
8,014
12,548
26,048
29,423
33,423
37,343
40,843
44,843
46,232
47,432
50,432
50,860
51,224
51,490
0,411
0,861
1,395
3,015
3,577
4,377
5,161
5,911
6,871
7,218
7,578
8,478
8,639
8,821
9,034
8,045
8,336
8,394
8,363
8,001
7,465
7,098
6,794
6,432
6,317
6,177
5,879
5,820
5,742
5,637

Di kolom Ci, nilai C* adalah sebesar 8,394, yaitu untuk sekuritas “F” dengan nilai ERB sebesar 8,50 yang merupakan nilai ERB terakhir kali masih lebih beasr dari nilai Ci, Nilai ERB selanjutnya yaitu 8,33 untuk sekuritas “O” sudah lebih kecil dari nilai Ci yaitu sebesar 8,363. Oleh karena itu, sekuritas “O” sudah tidak dimasukkan sebagai bagian dari portofolio optimal.  Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih besar dari Ci, yaitu sekuritas-sekuirtas “F”, “M”. dan “L”. 
            Setelah sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan pertanyaan berikutnya adalah berapa besar proporsi masing-masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal.  Besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebesar :
                  Xi
     W = ---------
                 k
                 Σ Xj
                 j = 1

dengan nilai X, adalah sebesar :

            βi
Xi  =  -------- (ERBi – C*)
            σei2

Wi = propori sekuritas ke-1
k = jumlah sekuritas diportofolio optimal
βi = Beta sekuritas ke-i
σei2   = varian dari kesalahan residu sekuritas ke i
ERBi = exces retur to Betasekuritas jei
C*    = nilai cut-off oint yang merupakan nilai terbesar

Contoh :
Dari contoh sebelumnya, terdapat tiga buah sekuritas yang membentuk portofolio optimal yang tampak sbb :
i
Nama
Saham
E(Ri)
βi
σei2
ERBi
Ci
Xi
Wi
1
2
3
M
L
F
22
23
27
1,20
1,50
2,00
3,5
5,0
7,5
10,00
8,67
8,50
8,045
8,336
8,394*
0,551
0,083
0,029
0,8323
0,1254
0,0423


Nilai Xi dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

X1 = (1,20/3,5) (10,00 – 8,394) = 0,551
X2 = (1,50/5,0) (  8,67 – 8,394) = 0,083
X3 = (2,00/7,5) (  8,50 – 8,394) = 0,028

Besarnya nilai jumlah X adalah sebesar X1 + X2 + X3 atau 0,551 + 0,083 + 0,028 = 0,662. Nilai Wi yang merupakan proporsi sekuritas ke –i dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :
W1 = 0,551/0,662 = 0,8323 = 83,23%
W2 = 0,083/0,662 = 0,1254 = 12,54%
W3 = 0,028/0,662 = 0,0423 =   4,23%