akuntansi

akuntansi

Kamis, 18 September 2014

wahai pemilik cinta dalam kalbu.....
mengertilah sedikit saja tentangqw....
tentang cinta yang tak pernah berujung untukmu....
tentang kesabaran yang tak pernah ada batas untuk dirimu...
tentang suatu kesetiaan yang selalu ku jaga untukmu......

wahai pemilik cinta dalam kalbu.....
tidak kah kau pahami betapa dalam rasa ini....
hingga aqw bertahan dalam pelukmu sampai saat ini.....
meski sakit menghujam, meski rindu membelenggu...

wahai pemilik cinta dalam kalbu.....
andai kau tau betapa sulitnya jadi aku...
yang selalu bertahan dalam khilafmu....
memaklumi segala kekurangan dalam dirimu....

wahai pemilik cinta dalam kalbu.....
tidak kah sebenarnya cinta itu untuk dimengrti...
bukan hanya ingin dimengerti...

wahai pemilik cinta dalam kalbu.....
aqw ingin cintamu menjadi pelebur dahagaqw...
saat qw haus akan kasih sayang yang telah lama hilang.....

wahai pemilik cinta dalam kalbu.....
tolong mengertilah sedikit tentangqw.....
aqw hanya ingin merengkuh syurga bersamamu dengan jalan yang tak berliku...

Kamis, 22 Mei 2014

draft Metpen



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Diera saat ini banyak terjadi politik uang dalam pelaksanaan pemilu, hingga dampak yang terjadi adalah yang seharusnya pemilu yang awalnya didasarkan pada LUBER JURDIL kini berubah menjadi politik uang yang seakan-akan membeli hak suara dari para pemilih dalam demokrasi politik ini. Hingga secara tidak langsung mempengaruhi perlilaku dan moral para pemilih.
Pengaruh adanya politik uang ini adalah menanamkan sikap matrealisme bagi para pemilih, hingga para pemilih enggan menyalurkan partisipasinya dalam demokrasi politik ketika tidak ada uang didalamnya. Politik uang juga menjadikan para pemilih bukan memilih berdasarkan tokoh yang dipandang layak untuk dijadikan figur seorang pemimpin dan seorang penampung aspirasi masyarakat, melainkan dari besarnya jumlah uang yang diberikan calon tersebut kepadanya. Hingga timbul argumen “ leg gak ono duik e yo gak tak pilih”.
Dari argumen tersebut terlihat jelas bahwa demokrasi politik saat ini bukan lagi dijadikan sebagai ajang pemilihan seorang figur pemimpin yang tepat, tetapi dijadikan sebagai ajang mencari tambahan pendapatan bagi para pemilik kepentingan.
Dengan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ PENGARUH POLITIK UANG TERHADAP PERILAKU PEMILIH”

2.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka pokok permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah apakah pengaruh politik uang terhadap perilaku pemilih?

draft proposal metpen



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Diera saat ini banyak terjadi politik uang dalam pelaksanaan pemilu, hingga dampak yang terjadi adalah yang seharusnya pemilu yang awalnya didasarkan pada LUBER JURDIL kini berubah menjadi politik uang yang seakan-akan membeli hak suara dari para pemilih dalam demokrasi politik ini. Hingga secara tidak langsung mempengaruhi perlilaku dan moral para pemilih.
Pengaruh adanya politik uang ini adalah menanamkan sikap matrealisme bagi para pemilih, hingga para pemilih enggan menyalurkan partisipasinya dalam demokrasi politik ketika tidak ada uang didalamnya. Politik uang juga menjadikan para pemilih bukan memilih berdasarkan tokoh yang dipandang layak untuk dijadikan figur seorang pemimpin dan seorang penampung aspirasi masyarakat, melainkan dari besarnya jumlah uang yang diberikan calon tersebut kepadanya. Hingga timbul argumen “ leg gak ono duik e yo gak tak pilih”.
Dari argumen tersebut terlihat jelas bahwa demokrasi politik saat ini bukan lagi dijadikan sebagai ajang pemilihan seorang figur pemimpin yang tepat, tetapi dijadikan sebagai ajang mencari tambahan pendapatan bagi para pemilik kepentingan.
Dengan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ PENGARUH POLITIK UANG TERHADAP PERILAKU PEMILIH”

2.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka pokok permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah apakah pengaruh politik uang terhadap perilaku pemilih?

Selasa, 20 Mei 2014

tugas akuntansi syariah



PARADIGMA MASYARAKAT PERDESAAN TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Diera saat ini banyak bermunculan lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah dalam bentuk bank maupun non bank. Lembaga keuangan syariah berbeda dengan lembaga keuangan konvensional, karena lembaga keuangan syariah lebih menerapkan prinsip-prinsip islam di dalamnya. Namun, dengan keadaan seperti itu apakah masyarakat indonesia yang mayoritas beragama  islam terutama masyarakat di perdesaan mau bertransaksi dengan lembaga keuangan syaiah?
Dan ternyata beberapa paradigma miring masih terdengar dari sebagian besar umat Islam terhadap lembaga keuangan syariah lainnya. Sebagai contoh, istilah“bunga “ yang dalam lembaga keuangan syariah diganti dengan “bagi hasil” membuat masyarakat bertanya-tanya kalau menabung di bank syariah dan tidak mendapatkan bunga lalu saya mendapat apa?. Disisi lain  menurut persepsi masyarakat bagi hasil pasti nilainya lebih kecil dari bunga bank, hingga mereka tidak mendapatkan keuntungan yang banyak dari investasinya.
Masyarskat juga beranggapan bahwa transaksi di lembaga keuangan konvensional lebih murah dibandingkan dengan lembaga keuangan syariah, hingga mereka enggan mempercayai bank syariah karna enggan mengeluarkan sejumlah dana yang lebih banyak untuk administrasinya. Menurut “lembaga keuangan syariah itu lebih besar potongannya dari pada lembaga keuangan konvensional, bunga yang diperolehnyapun lebih sedikit”.  Menurut”lembaga keuangan konvensional lebih menguntungkan daripada lembaga keuangan syariah”.
Ada juga pandangan yang bagus untuk bank syariah yaitu”lembaga keuangan syariah itu bagus, lebih mementingkan bunga yang tidak tinggi, sasaran yang dituju orang-orang menengah kebawah. Tetapi kelemahannya adalah tidak seberapa dikenal oleh orang, karena kurangnya publikasi, dan lembaga keuangan syariah hanya untuk orang-orang tertentu saja”. Ujar
” lembaga keuangan syariah, bagus lembaganya karena keuangan ditentukan dalam hukum negara dan hukum agama. Yang dalam hukum agama tidak boleh besar-besar mengambil bunga. Dalam lembaga keuangn syariah istilah bunga juga tidak bunga tetapi bagi hasil”.
Dari beberapa persepsi diatas dapat disimpulkan bahwa ada yang pro dan ada yang kontra dengan lembaga keuangan syariah. Bagi yang kontra terhadap lembaga keuangan syariah, kepercayaannya terhadap lembaga keuangan syariah masih minim,  pandangan masyarakat atas lembaga keuangan syariah masih perlu ditingkatkan. Kesalah pahaman terhadap lembaga Keuangan syariah bisa terjadi karena belum meratanya sosialisasi kepada masyarakat. Banyak masyarakat yang belum memahami secara benar apa itu lembaga Keuangan syariah, jenis-jenis produk,sistem yang digunakan, istilah-istilah serta  keunggulan yang dimilikinya.
Bukan hanya sosialisasi yang dibutuhkan, tapi juga promosi. Promosi sangat dibutuhkan untuk menarik minat para nasabah. Kurangnya promosi juga menjadikan kurangnya pengetahuan dan minat  masyarakat terhadap lembaga keuangan syari’ah.
Hal ini yang menjadi tantangan untuk Lembaga- lembaga Keuangan syariah, untuk dapat mensosialisasikan secara merata agar masyarakat sadar dan memahami lebih jauh Lembaga Keuangan Syariah. Tetapi hal ini merupakan pekerjaan  yang memerlukan waktu yang cukup lama, kebersamaan yang solid, usaha serius serta dana yang tidak sedikit.
Hal tersebut harus dilakukan ketika lembaga keuangan syari’ah ingin tetap eksis. Terutama dilakukan promosi bagi masyarakat desa yang minim pengetahuannya. Tentunya hal tersebut tidaklah mudah, karena mayoritas masyarakat cenderung lebih suka pada lembaga keuangan konvensional yang muncul lebih dulu dibandingkan lembaga keuangan syariah. Ini adalah tantangan terberat bagi lembaga keuangan syariah, yaitu mengalihkan kepercayaan masyarakat dari lembaga keuangan konvensional menuju lembaga keuangan syariah.
Yang terpenting lagi lembaga keuangan syariah harus menampakkan kesyariahannya dalam melayani para nasabah-nasabahnya, etika dalam pekerjaanya, juga mampu memahami nilai-nilai syariah didalamnya. Nah, ini menimbulkan suatu pertanyaan apakah orang yang bekerja dalam lembaga keuangan syariah sudah syariah?
Itu yang perlu ditingkatkan oleh lembaga keuangan syariah untuk bisa menarik nasabah ditengah- tengah anggapan dari masyarakat mengenai apakah lembaga keuangan syariah sendiri sudah syariah?
 “yang saya temui dilapangan, lembaga keuangan syariah tidak murni syariah. Dan pegawai-pegawai syariah pun masih belum sanggup untuk berprilaku syariah, bahkan mereka pun beluim memahami syariah itu sendiri”.
Hal tersebut yang harusnya menjadi tuntutan para lembaga keuangan syariah untuk bisa membenahi diri dan menarik nasabah. Untuk menjadi yang lebih baik lagi dibutuhkan kekompakan dari para pekerja lembaga keuangan syariah untuk sama-sama memperbaiki pelayanan dan pemahaman tentang syariah.

Rabu, 23 April 2014

Hakikat Sistem Pengendalian Manajemen



Hakikat Sistem Pengendalian Manajemen
1.     Konsep Dasar
a. Sistem
Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang.
b. Pengendalian
pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
c.  Manajemen
Manajemen adalah seni mencapai tujuan melalui tangan orang lain.
2.     Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berkaitan, yaitu: pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan, agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien.
3.     Tujuan Perancangan Sistem Pengendalian Manejemen
a.       Diperolehnya keterandalan dan integritas informasi
b.      Kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan ketentuan yang berlaku.
c.       Melindungi aset organisasi
d.      Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien

4.     Empat elemen Sistem Pengendalian
1.      Detektor, yaitu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam suatu proses
2.      Assesor, yaitu alat untuk menentukan ketepatan
3.      Efektor, yaitu alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assesor.
4.      Jaringan komunikasi, yaitu alat untuk mengirim informasi antara detektor dan assesor

5.     Batas-Batas Pengendalian Manejemen
a.       Pengendalian  Manajemen
Beberapa aspek dari proses ini dijelaskan sebagai berikut :
1)      Kegiatan pengendalian manajemen
Pengendalian manajemen terdiri atas bermacam kegiatan, di antaranya:
  Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi
  Mengkoordinasikan kegiatan dari beberapa bagian organisasi
  Mengkomunikasikan informasi

  Mengevaluasi informasi
  Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika perlu
  Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka
2)      Keselarasan Tujuan (Goal Congruence)
3)      Perangkat Penerapan Strategi
4)      Tekanan Finansial dan Nonfinansial
5)      Bantuan dalam Pengembangan Strategi Baru
b.      Perumusan Strategi
c.       Pengendalian Tugas
d.      Dampak Internet terhadap Pengendalian Manajemen
Internet menyediakan banyak manfaat utama yang tidak didapat dari telepon, yaitu:
1) Akses secara mudah dan cepat
2) Komunikasi multi-target
3) Komunikasi berbiaya rendah
4) Kemampuan menampilkan citra tertentu
5) Pergeseran kekuatan dan kendali kepada individu

6.     Keterbatasan Sistem Pengendalian Manajemen
Beberapa keterbatasan yang dapat diidentifikasikan antara lain:
a.  Kurang matangnya suatu pertimbangan
b.  Kegagalan menterjemahkan perintah
c.  Pengabaian manajemen
d.  Adanya Kolusi